Hal tersebut di beberkan Kapolres Langsa diwakili Kabag Ops AKP Dahlan SSos, Kasat Reskrim, IPDA Rahmad SSos dan Kasi Humas pada saat Konferensi Pers yang digelar Polres Langsa, Senin (20/11/2023) dengan menghadirkan Tersangka MR (pakai baju orange).
Kabag Ops, AKP Dahlan SSos mengatakan, sebelumnya kasus ini sudah ada titik temu antara korban dan tersangka. Namun dikemudian hari korban membuat laporan.
Dengan ada nya laporan tersebut, Polres Langsa langsung memburu keberadaan Tersangka karena sempat melarikan diri dan meminta bantuan Abana Murdani.
“Dalam waktu 1 (satu) bulan Tersangka MR berhasil diringkus di persembunyiannya di Gunung Sitoli, Nias”, ucap Kabag Ops Polres Langsa.
AKP Dahlan menambahkan, ada dua korban dari kejahatan tersangka, yaitu WH (21) merupakan Tenaga Pengajar dan FA (17) yang merupakan santri
“Untuk saat ini, Dayah tersebut berjalan seperti biasa karena sudah diambil alih dan dalam pengawasan Abana Murdani”, ungkap AKP Dahlan.
Sementara Kasat Reskrim Polres Langsa, IPDA. Rahmad S.Sos, menambahkan, Peristiwa itu dilakukan MR oknum pimpinan Dayah Fatuhul Muarif Al Aziziyah Furutsani pada Tahun 2021 pada saat itu korban FA baru saja masuk dayah, saat itu tersangka MR sering memperhatikan korban FA dan
mencari kesempatan untuk berbicara dengan korban saat selesai mengaji.
Lalu, oknum pimpinan Dayah MR meminta FA untuk tetap ditempat dan MR bertanya pada korban 'Dila udah gak perawan lagi ya?, karena Tgk liat Dila berlari-lari Dila kayaknya udah gak perawan lagi, betul atau gak?, Tengku gak akan cerita ke siapa-siapa, namun korban tidak menjawab.
sehingga tersangka MR memberikan selembar kertas yang berisikan “ Apa yang Dila rasakan jika kelamin laki laki musuk kedalam kelamin dila? Apa yang dila rasakan jika patudara dila diraba raba lelaki apakah dila akan merasa ketagihan dan ingin melakukan kembali?
Setelah itu tersangka MR masih sering berusaha mendekati korban, puncak musibah itu saat korban FA sedang
sakit
tersangka memanfaatkan keadaan tersebut untuk masuk kedalam bilik/kamar korban FA disebabkan seluruh
santri sedang melakukan gotong royong, pada sat itu tersangka MR masuk kedalam kamar korban dan mengunci
pintu kamar korban FA lalu memberi alasan ingin memperbaiki kipas angin yang ada di kamar korban FA, dan tidak
lama kemudian tersangka MR langsung memeluk korban FA dari belakang dan langsung mencium pipi korban FA,
korban pun menutup tubuhnya dengan selimut, namun tersangka MR langsung naik keatas tempat tidur korban
FA sambil menggesek-gesekan alat kelaminnya ke punggung korban FA,
"Setelah berselang dua hari tersangka MR memberi pesan melalui selembar kertas kepada korban yang bertuliskan, ‘Nanti malam jumpai saya di kantin, pas semua orang tidur”, sehingga korban menuruti perkataan tengku yang merupakan orang tua di dayah tersebut.
Saat pukul 02:00, setelah semua santri tertidur korban datang ke kantin dan tersangka MR sudah berada di kantin. Lalu tersangka MR langsung menarik tangan korban dan melakukan rudapaksa terhadap korban.
Selanjutnya, pasca kejadian pertama, tersangka MR sering mengancam korban jika tidak mau melakukannya lagi maka tersangka MR akan membeberkan aibnya korban sudah tidak gadis lagi.
Kemudian, rudapaksa itu sudah terjadi berulang kali yaitu di di kantin, di kamar mandi, rumah kosong, kamar mandi yang terletak di dalam kamar ulama,di rumah
tersangka MR bahkan MR melakukan nya di Mushala lingkungan Dayah.
Terhair, Maret tahun 2023 sekira pukul 19:30 di dalam rumah tersangka MR yang terletak di pekarangan dayah tersebut melakukan rudapaksa yang terjadi terakhir kalinya, dikarenakan korban keluar dari dayah tersebut.
Lantas, orang tua korban membuat Laporan Polisi dengan nomor :
LP/B/186/X/2023/SPKT/POLRES LANGSA/POLDA ACEH, tanggal 10 Oktober 2023.
Dalam laporan, kejadian rudapaksa terjadi sebanyak empat kali, pertama Sabtu 9 September 2023 sekira pukul 00:00 di Balee Atas (Balee Induk) pengajian. Kedua, 12 September 2023 sekira pukul 23:40 di Balee Bawah pengajian.
Ketiga, 23 September 2023 sekira pukul 23.00 di bilik santri tempat korban menginap dan terjadi 06 Oktober 2023 sekira pukul 06:00 di kamar tersangka MR yang terletak di kantor dayah.
Tidka cukup samapi di situ, Tersangka MR kembali melakukan pelecehan terhadap santrinya WH.
Awalnya tersangka MR selalu meminta korban untuk
memberi makanan atau membuatkan makanan untuk tersangka MR hingga tersangka MR
melakukan pemerkosaan dan atau pelecehan seksual terhadap korban WH.
" Tersangka MR menarik paksa tangan korban WH kemudian membuka paksa jilbab korban WH
hingga koyak lantas tersangka MR mendorong tubuh korban WH kelantai lalu setelah mangsanya roboh
tersangka MR menindih tubuh korban WH dan menggesek-gesekan alat kelamin
tersangka MR ke tubuh korban WH, lalu tersangka merogoh paksa agar tangan tersangka
MR masuk kedalam celana dalam WH dan dapat memegang alat kelamin/Vagina korban
WH,
kemudian tersangka MR mencium wajah korban,meremas kedua payudara korban dan
korban WH di paksa untuk memegang alat kelamin tersangka, namun korban WH
menolak dan berusaha kabur pergi meninggalkan tersangka MR.
Peristiwa pemaksaan tersebut karena ada aturan Setiap santriwati wajib
menuruti perkataan
tersangak MR karena itu termasuk dalam “TA’ZIM” yang artinya nuruti
setiap ustad/tgk yang mengajar di Dayah FUTUHUL MU’ARIF AL AZIZIYAH FURU’TSAN
Setelah itu, korban WH membuat Laporan Polisi dengan nomor:
187/ X /2023/SPKT/POLRES LANGSA/POLDA ACEH, tanggal 10 Oktober 2023.
"MR, dalam LP/186/X/2023/SPKT/POLRES LANGSA, tanggal 10 Oktober 2023
dikenakan Pasal 50 Jo Pasal 47 Qanun Aceh Nomor 6 Tahun 2014 tentang Hukum Jinayat dan Pasal 50: pemerkosaan terhadap anak di bawah umur dihukum dengan hukuman penjara selama-
lamanya 200 bulan (16,5 tahun) serta Pasal 47: pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur di hukum dengan hukuman penjara selama-lamanya 90 bulan (7,5 tahun)", katanya.
Selanjutnya, ada LP/187/X/2023/SPKT/POLRES LANGSA, tanggal 10 Oktober 2023 Pasal 48 Jo Pasal 46 Qanun Aceh Nomor 6 Tahun 2014 tentang Hukum Jinayat. Pasal 48: Pemerkosaan terhadap perempuan dewasa dihukum dengan hukuman penjara selama-
lamanya 175 bulan (14,5 tahun) dan Pasal 46 : Pelecehan terhadap perempuan dewasa dihukum dengan hukuman penjara selama-
lamanya 45 bulan (3,7 tahun).
“Bahwa MR telah dengan sengaja melakukan pemerkosaan dan atau pelecehan seksual terhadap dua orang korban sejak tahun 2021 sampai tahun 2023 yang dilakukan di dalam lingkungan dayah di Desa Seulalah Baru Kecamatan Langsa Lama, Kota Langsa,” tandasnya.
| ***