Dalam ekspor perdana Pemko Langsa siapkan tiga komoditi andalan seperti pertanian, perkebunan dan perikanan.
Acara digelar di pelataran dermaga Kuala Langsa, Kecamatan Langsa Barat, dan dihadiri oleh Anggota DPRA, DPRK Langsa, Bupati dan Wali Kota dari beberapa daerah lainnya.
Dalam sambutan nya Pj. Wali Kota Langsa, Ir Said Mahdum Majid mengatakan, Setelah cukup lama menjalani proses dan akhirnya ekspor produk pertanian, perkebunan, dan perikanan dari pelabuhan Kuala Langsa dapat terlaksana kembali.
Launching ekspor
Perdana hari hendaknya berbeda dengan kegiatan ekspor sebelumnya yang dilakukan oleh para eksportir/importir. Jika ekspor/impor sebelumnya sifatnya personal, tidak rutin atau tidak terjadwal, maka pada momen ini kita launching kegiatan ekspor yang rutin/terjadwal dan bisa dimanfaatkan bersama-sama oleh para pelaku ekspor/impor.
“Pelayaran perdana hari ini menggunakan 2 unit kapal kayu, KM Nagata 75 GT milik saudara Muslim dari Banda Aceh dan KM Bowou Farungo 108 GT milik saudara Anto dari Tanjung Balai Asahan dan Kedua kapal tersebut jenis general cargo yang bisa membawa muatan barang campuran, dalam istilah yang populer di kalangan pelaku ekspor impor disebut kapal sayur,” ujar Pj Wali Kota.
Dalam pelayaran kali ini perdana ini kedua kapal berangkat ke dua daerah berbeda. KM Nagata tujuan Port Klang Malaysia. Sedangkan KM Bowou Farungo tujuan Lumut Port dan Hutan Melintang Malaysia.
"Kegiatan ekspor ke Malaysia dan Thailand ini merupakan perwujudan nota kerjasama Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) yang ditandatangai dalam pertemuan tingkat Menteri di Langkawi pada tanggal 20 Juli 1993" lalu.
Dalam nota kerjasama tersebut, kata Said Mahdum, Aceh termasuk sebagai salah satu wilayah prioritas kerjasama IMT GT.
"Dengan demikian kegiatan ekspor impor ini sudah sepantasnya untuk didukung penuh oleh Pemerintah Pusat agar kesepakatan kerjasama tersebut terealisir dan memberi manfaat kesejahteraan bagi masyarakat di ketiga negara" harap nya..
Belajar dari pengalaman yang sudah-sudah maupun yang saat ini kita alami, agar kegiatan ekspor impor melalui pelabuhan Kuala Langsa dan juga pelabuhan laut lainnya di Aceh dapat berjalan rutin dan berkelanjutan.
"Ada beberapa hal yang menjadi catatan, kami sangat mendesak adanya trader lokal handal yang menangani aspek jual beli komoditinya atau mengajak para trader dari Tanjungbalai dan Belawan agar mau memperluas usahanya ke Kota Langsa karena merekalah yang mempunyai barang muatan" jelasnya.
Mengingat delama ini para pengumpul komoditi di Aceh jual komoditinya kepada juragan yang ada di Tanjungbalai atau Medan. Merekalah yang berhadapan dengan pembeli di luar negeri/end buyer.
“Dengan demikian ketersediaan kapal angkutan langsung dari Kuala Langsa ke Malaysia dan Thailand yang menawarkan efisiensi waktu serta biaya belum akan berdampak dalam waktu dekat pada kelangsungan pelayaran jika trader-nya masih lebih memilih dari luar Aceh,”sebutnya.
Menurut Said Madum, saat ini perlu adanya perwakilan dagang Aceh di negara mitra, khususnya Malaysia dan Thailand yang mempromosikan dan memasarkan komoditi Aceh.
Membuat kerjasama dengan perkumpulan diaspora Aceh di Malaysia yang jumlahnya mencapai lebih dari 640.000 orang dan 25.000 diantaranya adalah pemilik kedai Runcit.
Di Thailand kita juga bisa membuat komitmen kerjasama dengan asosiasi pedagang Muslim Thailand atau pihak lainnya. Perlu adanya regulasi di Aceh yang mengatur tata niaga komoditi Aceh sesuai dengan kewenangan yang diberikan oleh undang-undang.
Lebih lanjut, Said, selama ini pelabuhan laut dan udara di Aceh belum menjadi pintu keluar (outlet) utama komoditi Aceh, sebagian besar masih melalui pelabuhan laut dan udara di luar Aceh, yang tersisa untuk Aceh hanya jalan-jalan yang rusak karena angkutan sering kelebihan muatan.
“Bank Aceh Syariah dan bank-bank lain yang ada di Aceh diharapkan lebih menunjukkan keberpihakannya pada sektor produksi dan perdagangan, terutama untuk komoditi yang berorientasi ekspor. Selama ini banyak pelaku bisnis mengeluh kesulitan mengajukan kredit pembiayaan untuk usaha karena bank lebih memilih main aman melalui kredit konsumtif untuk pegawai,”lanjutnya.
Dinas terkait juga harus mengedukasi petani, pekebun, dan petambak agar bisa menghasilkan produk yang berkualitas ekspor, termasuk penanganan pasca panen, pengemasan dan pemasarannya.
Kemudian, kampus diharapkan terlibat aktif dalam riset dan pengembangan produk pertanian, perkebunan, dan perikanan yang berkualitas dan laku di pasaran luar negeri. Demikian juga untuk pengembangan promosi dan pemasaran melalui pemanfaatan teknologi informasi.
“Apa yang kami sampaikan di atas hendaknya menjadi perhatian dan mendorong komitmen yang lebih kuat dari semua pihak untuk optimalisasi pelabuhan Kuala Langsa dan pelabuhan lainnya yang ada di Aceh, Infrastruktur kepelabuhanan kita cukup memadai, tetapi saat ini belum memberikan dampak positif yang signifikan untuk kesejahteraan masyarakat Aceh,” paparnya.
Kemudian, izinkan kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada saudara Muslim dan saudara Anto, pemilik kedua kapal yang berani mengambil risiko merintis pelayaran rutin dari Kuala Langsa ke Malaysia dan Thailand.
Ini butuh pengorbanan yang luar biasa dari sisi biaya, tenaga, waktu dan lain-lain. Kami yakin dengan kerja keras, kerjasama, dan konsistensi insya allah akan berhasil. Memang di awal ini sangat berat, bahkan untuk menutupi biaya operasional sekalipun, tetapi lama kelamaan orang akan tahu dan mau mengalihkan alur keluar komoditi Aceh melalui pelabuhan Kuala Langsa.
“Terima kasih kami sampaikan kepada KSOP, manajer Pelindo Kuala Langsa, Stasiun Karantina Pertanian, Stasiun Karantina Perikanan, keagenan kapal, PPJK, dan TKBM Kuala Langsa yang turut berperan aktif dalam menyukseskan kegiatan ini,” terangnya.
Selain itu, terima kasih dan apresiasi juga kepada H Ilham Pangestu selaku anggota Komisi V DPR RI yang berusaha keras mendorong agar pelabuhan Kuala Langsa ini dapat dioptimalkan melalui lobi-lobi beliau ke pemerintah pusat dan juga pelaku bisnis ekspor impor, Muslim, SHi Nasir Djamil, dan Abdullah Puteh yang turut mendorong optimalisasi pelabuhan Kuala Langsa dan pembangunan Kota Langsa secara umum.
| Her