Dan pada 2023 dana belum keluar atau cair sudah melakukan pembangunan rehab kantor dan tempat posyandu.
Pada papan info grafis Realisasi ada yang tidak masuk akal, seperti contoh :
kegiatan, pelatihan penjahit mukenah mengalokasikan dana sebesar Rp 43.707.638.
Kegiatan pelatihan menjahit gorden mengalokasikan dana Rp 38.050.000.
Kemudian, pelatihan membuat kue karamel mengalokasikan dana, Rp 5.890.000.
Pelatihan pembuatan kue selai nanas menggelontorkan dana Rp 11.636.000,
Pelatihan pembuatan kue kacang menggelontorkan dana Rp 6.680.000
Pengadaan mesin pencacah pakan memakan dana sebesar Rp 20.800.200
Untuk mendapatkan info yang akurat awak medi ini mencoba menemui kepala desa Tanjung Gabus Dua di kantor nya namun kepala desa tidak berada di tempat, yang ada sekdes berinisial N.
Saat awak media ini menayakan prihal pembangunan renopasi kantor dan tempat posyandu serta ada kegiatan yang diduga fikrif lantas N menjawab,
kegiatan rehab kantor dan tempat posyandu saya tidak tau berapa dananya karna itu pendahuluan.
lalu awak media bertanya kembali apakah pendahuluan itu tidak menyalahi aturan buk?," tidak MASALAH jawab sekdes,sembari mengatakan mengenai dana tanya aja sama pak kades lamtas berlalu meninggalkan awak media tanpa pamit di dalam ruangannya.
Ditempat yang sama awak media mencoba mencari tau kebenaran melalui Bendahara desa,Dan bendahara menjawab bahwa dana rehab itu pendahuluan mengenai berapa besar anggaran nya saya tidak tau karna itu masih gelondongan.
"Jika mengenai kegiatan pelatihan ada dilaksanaka seperti : jahit gorden dan mukenah" katanya.
Saat awak media menanyakan berapa lusin mukenah dan gorden yang sudah di buat kok sampai menghabis kan dana hampir ratusan juta, mana barangnya?.
Menurut bendahara barang itu semua sudah di bawa oleh masing masing peserta yang ikut pelatihan dan itu anggaran tahab pertama yang di kerjakan oleh mantan kades lia, jawab bendahara sambil meninggalkan awak media.
Di tempat terpisah salah seorang warga yang enggan di sebut namanya membeberkan kepada awak media, bahwa pelatihan di desa cuma menjahit mukenah baju dan pembuatan bunga.
"Kalau jahit gorden tidak ada apa lagi pelatihan buat kue" jelasnya.
Selang beberapa lama tiba tiba
AS Kades Tanjung Garbus Dua datang menghampiri awak media sembari berkata " Sini bang kak kita di ruangan saja" ajak kades.
Lalu awak mengikuti Kades di runagan nya, sesampai di ruangan awak media kembali mempertanyakan hal yang sama, dengan enteng AS menjawab semua kegiatan pelatihan di kerjakan oleh kades yang lama jadi saya tidak tau.
" Semua kegiatan pelatihan dikerjakan oleh kades yang lama kalau saya di tahun 2022 cuma pembelian lembu dengan mesin pencacah seharga Rp 20.000.000 saja , kalau tanya hal yang lain saya gak tau" ujarnya.
Kalau mengenai rehab kantor dan tempat posyandu
kata Kades,
itu pendahuluan karena itu uang SK saya gadaikan.
lalu awak media bertanya apakah pendahuluan tidak menyalahi aturan pak kades? dengan sombong kades menjawab tidak, itu tidak masalah contoh kecil saja kalau lah ada warga yang sakit kan harus di antar mobil ambulan itu semua kan pendahuluan apa harus nunggu dana keluar juga?.
"Gak masalah kalau mau di naikan berita selagi saya benar" tandasnya.
Untuk itu diharapakan Aparat Penegak Hukum (APH) Deli Serdang dapat melakukan pengusutan terkait dugaan ada kegiatan piktif di desa Tanjung Gabus Dua sehingga masyarakat mengerahui kepastian penggunaan ADD tersebut.
| w***