Jarak nencapai sekolah yang harus di tempuh setiap hari lumayan jauh, tetapi dengan kondisi ekonomi yang di bawah rata tata membuat puluhan pelajar ini harus rela berjalan kaki demi mengapai pendidi.
Yang memperhatinkan jika musim hujan jalan berlupur harus di lalui dengan penuh perjungan, dengan sendal jepit terus melangkah agar sampai ke sekolah dan hal ini sudah biasa anak anak ini lakukan, namun gelora meraih pendidikan tidak pernah padam.
Mengingat kondisi jalan yang masih didominasi dengan tanah liat bila turun hujan berlumpur sepertinya sudah menjadi kebiasaan bagi murid sekolah dasar di Gampong Gajah Meuntah, bantuan dari perusahaan yang ada di lingkungan Gampong Gajah Mentah seperti PT PPP Blang Simpo dan PT Patria Kamau sepertinya belum dapat diharapkan maksimal apa lagi dari Pemerintah Daerah, Provinsi dan Pemerintah Pusat belum bisa membuka tabir hidup sejahtera bagi warga Gampong Gajah Mentah.
Urusan pendidikan memang sangat tertinggal di daerah terpencil ini. Bahkan, tidak ada guru yang berkenan menetap di sana, kondisi pendidikan di Gampong Gajah Meuntah dasa paling terpencil di Kecamatan Sungai Raya ini sangat miris.
Di Gampong Gajah Meuntah yang berpenghuni sekira 600 jiwa, penduduk terbagi dalam 2 dusun. Ada 1 buah SD/sederajat di sana. Perkara fisik bangunan ada yang masih bermasalah karena hanya 1 sekolah sudah permanen sementara bagunan pendidikan yang lain juga masih dibutuhkan.
Untuk fasilitas dan ketersediaan guru membuat aktivitas belajar mengajar di desa ini masih jauh dari harapan karena guru enggan tinggal di sana dan menjadi kendala proses mengajar bila turun hujan apa lagi rumah untuk tempat tinggal guru juga tidak ada.
Selain itu, anak-anak yang berada di dusun Cakra dan Kayu Raja bila musin hujan sulit menjangkau sekolah mereka karena harus melewati jalan yang rusak dan berlumpur dan butuh waktu 30 menit jika kondisi jalan bagus. Tak ada angkutan umum di sana. Akibatnya banyak anak-anak enggan bersekolah bila kondisi hujan.
Abdullah warga Sungai Raya meminta pemerintah untuk terus meningkatkan mutu pendidikan di daerah terpencil seperti Gampong Gajah Meuntah baik dengan fasilitas, maupun ketersediaan guru, serta rajin mengevaluasi distribusi pengajar.
“Jangan hanya pengajar yang bermasalah di kota terus ditempatkan di Gajah Meuntah,” tukasnya.
Sementara itu Pakar Pendidikan dari UIN Ar Raniry, Prof. Nasir Budiman menilai, ketimpangan pendidikan antara daerah terpencil dengan kawasan dekat perkotaan masih kentara terlihat.
“Ini bukan hanya di Aceh, tapi seluruh Indonesia,” ujarnya.
Nasir melihat, pembangunan pendidikan selama ini masih terlalu difokuskan di perkotaan dan wilayah dekatnya, sementara di pedalaman masih kurang perhatian. Hal itu menimbulkan dampak disparitas luar biasa, terutama dari segi mutu lulusan.
Ditempat terpisah Geuchik Gajah Meuntah Jumadi Abdullah mengatakan kepada anak – anak sekolah agar mereka tahu bahwa hidup ini butuh kerja keras, dan butuh waktu untuk sukses.
" Kesuksesan itu bisa dicapai lewat pendidikan, kalau masih muda sudah menyerah kita tidak akan pernah menikmati sukses nantinya,” tandas Geuchik.
|***