Alkah Zikir Thariqat Naqsabandiyah Khalidiyah Aminiyah, Mangala Jhonson Sembeli 2 Ekor Sapi Qurban

0




Bapanda Guru H.SS.Ahmad Samsuni (berdiri-red) menyaksikan pembagian daging Qurban

Samudra
News.com
 | Rokan Hilir-Riau, Perguruan (Alkah Zikir) Thariqat Naqsabandiyah khalidiyah Aminiyah yang berpusat di Manggala Jhonson   sembelih 2 ekor hewan Qurban, 

Bapanda Guru H.SS.Ahmad Samsuni

Menyembelih hewan qurban tersebut di laksanakan di Surau Pusat 
yang terleletak di Desa Sintong Makur Kecamatan Tanah Putih Kab, Rokan Hilir Riau yang di pandu langsung oleh PYMM Bapanda Guru H.SS Ahmad Samsuni, Minggu (10/7/2022).



Kepada awak media PYMM H.SS, Ahmad Samsuni selaku guru besar Thariqat Naqsabandiyah khalidiyah Aminiyah, yang berpusat di Mangala Jhonson Rokan Hilir Riau menjelasakan bahwa, 
Menyembelih hewan Qurban merupakan sejarah dari Nabi Ismail dan Nabi Ibrahim,oleh karenanya hingga saat ini penganut agama Islam setiap tahunnya melakukan qurban dan ini sebagai ibadah serta keikhlasan kepada Allah SWT.



"Selain sembelih hewan Qurban setiap Hari Raya Iduladha jatuh pada tanggal 10 Dzulhijjah, merupakan puncaknya ibadah Haji, bagi yang sudah mampu menunaikan rukan islam ke lima"nya.

Lanjut Bapanda (sapaan para ihwan atau murid muridnya) tradisi penyembelihan hewan qurban itu dari Nabi Ibrahim sampai ke jaman Nabi Muhammad SAW, dan kita selaku pengikut Nabi Muhammad SAW,maka kita hari ini juga melakukan Qurban.


Allah juga menurunkan surah Al-Hajj ayat 37 yang berbunyi:

لَن يَنَالَ ٱللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَآؤُهَا وَلَٰكِن يَنَالُهُ ٱلتَّقْوَىٰ مِنكُمْ ۚ كَذَٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا۟ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمْ ۗ وَبَشِّرِ ٱلْمُحْسِنِينَ

Lay yanālallāha luḥụmuhā wa lā dimā`uhā wa lākiy yanāluhut-taqwā mingkum, każālika sakhkharahā lakum litukabbirullāha 'alā mā hadākum, wa basysyiril-muḥsinīn

Artinya: "Daging-daging unta dan darahnya itu tidak dapat mencapai (keridaan) Allah sama sekali, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya."

Mengutip hadis dari Rasulullah, Ibnu Katsir mengungkapkan:

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ ». رواه مسلم

Artinya: “Sungguh, Allah tidak melihat bentuk dan hartamu, tetapi melihat hati dan perbuatanmu.”

Ayat di atas pun menggambarkan Allah menerima amal hambanya yang tulus dan ikhlas

"Sementara itu dikisahkan bahwa sahabat Rasulullah pada awalnya ingin melakukan penyembelihan kurban, mencincang daging dan menempatkannya di sekitar Ka'bah.

Ia ingin memercikannya dengan darah qurban sebagai bentuk kekaguman terhadap Ka'bah serta rasa cinta kepada Allah.

Karena hal tersebut, Allah pun akhirnya menurunkan Surah Al-Hajj ayat 36 yang berbunyi:

وَٱلْبُدْنَ جَعَلْنَٰهَا لَكُم مِّن شَعَٰٓئِرِ ٱللَّهِ لَكُمْ فِيهَا خَيْرٌ ۖ فَٱذْكُرُوا۟ ٱسْمَ ٱللَّهِ عَلَيْهَا صَوَآفَّ ۖ فَإِذَا وَجَبَتْ جُنُوبُهَا فَكُلُوا۟ مِنْهَا وَأَطْعِمُوا۟ ٱلْقَانِعَ وَٱلْمُعْتَرَّ ۚ كَذَٰلِكَ سَخَّرْنَٰهَا لَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Wal-budna ja'alnāhā lakum min sya'ā`irillāhi lakum fīhā khairun fażkurusmallāhi 'alaihā ṣawāff, fa iżā wajabat junụbuhā fa kulụ min-hā wa aṭ'imul-qāni'a wal-mu'tarr, każālika sakhkharnāhā lakum la'allakum tasykurụn

Artinya: "Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari syi'ar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri dan telah terikat".

Kemudian apabila telah roboh (mati), maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta.

Surah Al-Hajj ayat 36 sendiri pun kemudian menunjukkan praktik ibadah qurban yang lebih layak dan patut untuk dijalankan oleh umat Islam.

Sementara itu, Imam Abu Hanifah memiliki pendapat bahwa ibadah menyembelih hewan pada Iduladha kusus untuk penduduk yang mampu.

Seperti di uaraikan dalam Hadis Hasan, riwayat al-Tirmidzi: 1413 dikatakan bahwa menyembelih qurban adalah sunah Rasul yang sarat akan hikmah dan keutamaan.

Aisyah menuturkan, Nabi Muhammad SAW bersabda:

عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا عَمِلَ آدَمِيٌّ مِنْ عَمَلٍ يَوْمَ النَّحْرِ أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ مِنْ إِهْرَاقِ الدَّمِ إِنَّهَا لَتَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَشْعَارِهَا وَأَظْلَافِهَا وَأَنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنْ اللَّهِ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ مِنْ الْأَرْضِ فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا

Artinya: "Tidak ada suatu amalan yang dikerjakan anak Adam (manusia) pada hari raya Iduladha yang lebih dicintai oleh Allah dari menyembelih hewan.

Karena hewan itu akan datang pada hari kiamat dengan tanduk-tanduknya, bulu-bulunya, dan kuku-kuku kakinya. Darah hewan itu akan sampai di sisi Allah sebelum menetes ke tanah.

Karenanya, lapangkanlah jiwamu untuk melakukannya.” (Hadis Hasan, riwayat al-Tirmidzi: 1413 dan Ibn Majah: 3117).

Sementara itu dalam Alquran Surah Al Hajj ayat 34 dijelaskan tentang tuntunan untuk setiap umat agar berkurban, yang berbunyi:

وَلِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنسَكًا لِّيَذْكُرُوا۟ ٱسْمَ ٱللَّهِ عَلَىٰ مَا رَزَقَهُم مِّنۢ بَهِيمَةِ ٱلْأَنْعَٰمِ ۗ فَإِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَٰحِدٌ فَلَهُۥٓ أَسْلِمُوا۟ ۗ وَبَشِّرِ ٱلْمُخْبِتِينَ

Wa likulli ummatin ja'alnā mansakal liyażkurusmallāhi 'alā mā razaqahum mim bahīmatil-an'ām, fa ilāhukum ilāhuw wāḥidun fa lahū aslimụ, wa basysyiril-mukhbitīn.

Artinya: "Dan bagi setiap umat Kami berikan tuntunan berkurban agar kalian mengingat nama Allah atas rezeki yang dilimpahkan kepada kalian berupa hewan-hewan ternak (bahiimatul an’aam)." (QS. Al Hajj: 34).

Untuk itu ujar Bapanda , hari ini kami Menyembelih 2 ekor sapi qurban serta dagingnya diberikan pada saudara kita yang membutuhkan.

Kita pun boleh menyisakan secukupnya untuk keluarga. Meski demikian, tetaplah untuk mengutamakan saudara kita yang kurang beruntung.

"Tujuannya kita sembelih hewan Qurban (berqurban) adalah, untuk taqarrub atau mendekatkan diri pada Allah juga bentuk rasa syukur terhadap segala nikmat yang diberikan Allah SWT pada kita" imbuh Bapanda.

Namun jika kita mau berkurban sambung Bapanda, ada  beberapa aturan yang harus diikuti agar qurban yang kita lakukan Allah SWT berkenan menerimanya.

"Orang yang Melaksanakan qurban harus beragama Islam dan waktu pelaksanaan harus dilakukan sesuai dengan ketentuannya, yaitu hewan qurban harus disembelih setelah salat Iduladha hingga terakhir hari Tasyrik" urai nya.

Dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW menyebutkan alasan mengapa hewan qurban tidak boleh disembelih sebelum salat Iduladha dan setelah hari Tasyrik.

“Sesungguhnya pekerjaan pertama yang harus kita awali pada hari ini adalah shalat, kemudian kita pulang lalu menyembelih hewan kurban, Dan barang siapa yang menyembelih qurban sebelum salat, maka ia hanya memberikan daging biasa kepada keluarga, sedikitpun tidak bersangkut paut dengan ibadah penyembelihan kurban,” (HR. Muslim).

Sedangkan kriteria hewan Qurban seperti dalam Quran surah Al Hajj, hewan yang diqurbankan ialah hewan ternak seperti unta, kambing sapi, domba.

Namun karena kita sebagai warga Negara Republik Indonesia, umumnya hewan yang diqurbankan adalah kambing, domba, dan sapi, tutup Bapanda.

| Aulia

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)