Aceh Utara - Alokasi anggaran untuk operasional Wali Nanggroe yang merupakan dari Anggaran Pendapatan Belanja Aceh (APBA) senilai 40 Milyar, terus menuai masalah. Di Aceh Utara, sejumlah aktivis menolak anggaran tersebut yang dianggap hanya buang-buang duit.
Fakruddin, penasehat Persatuan Mahasiswa Asal Tanah Gayo (Pematang) di Aceh Utara, Senin (25/02/2013). mengatakan anggaran yang dialokasikan kepada Kelembagaan Wali Nanggroe merupakan pekerjaan buang-buang duit. Seharusnya dana senilai Rp 40 miliar itu bisa dianggarkan untuk pendidikan di Aceh. Apalagi kondisi amsyarakat yang masih terpuruk.
"Kami sebagai mahasiswa Gayo tetap memandang kepada anggaran terhadap wali nanggroe bahwa itu hanya buang-buang duit. Seharusnya dana sebesar 40 milyar itu digunakan untuk Pendidikan di Aceh, mengingat rakyat Aceh masih terpuruk. Maka sangat ironis jika anggaran itu tetap dipakai sebagai operasional wali nanggroe," katanya Fakhruddin.
Hal serupa juga disampaikan Baihaqi, Koordinator Bidang Advokasi LSM MaTA. Kepada The Globe Journal ia menjelaskan bahwa atas dasar apa pengalokasian anggaran untuk Wali Nanggroe dengan jumlah yang luar biasa besar.
"Seharusnya DPRA jangan terlebih dahulu ngotot ke anggaran Wali Nanggroe, kita benahi dulu untuk Pendidikan dan Kesehatan khusus di Aceh," Ujar Baihaqi.
Jika pun Pemerintah tetap mengalokasikan anggaran itu, menurutnya akan berpotensi pada penyimpangan. Maka butuh pengawasan ekstra ketat dari pihak Kejaksaan maupun Kepolisian. "Tanpa pengawasan, maka akan berpotensi pada penyimpangan. Itu yang kita takuti. Dan kita harap adanya pengawasan," tutur Baihaqi. [tgj]