FAKULTAS Tarbiyah IAIN Ar-Raniry Banda Aceh luluskan 263 Sarjana pada yudisium Strata Satu (S1) semester ganjil tahun akademik 2012/2013 di Auditorium Prof A Hajmy Banda Aceh, Kamis, 7 Februari 2013.
Dekan Tarbiyah Dr. Muhibuthabry, M. Ag manyampaikan pada tahun 2013 ini Fakultas Tarbiyah kembali mengukuhkan sarjana yang telah menyelesaikan studinya pada kampus yang dipimpinnya yang berasal dari 10 jurusan dan program studi.
“Pada tahun ini Fakultas Tarbiyah telah meluluskan 8605 sarjana, terhitung dalamm kurun waktu delapan belas tahun terakhir,” katanya.
Dekan menambahkan, dengan bertambahnya jumlah alumni, menunjukkan bahwa proses pendidikan di Tarbiyah berjalan dengan baik, disisi lain bertambahnya alumni merupakan suatu potensi yang dapat membantu pengembangan lembaga di masa mendatang.
Tiga hal yang harus diketahui oleh sarjana yang dikukuhkan hari ini, senantiasa meningkatkan integritas moral, kapasitas intelektual dan kulaitas spiritual. Tutur Muhibuthabry.
Sementara Pembantu dekan I bidang akademik Dr. Mujiburrahman, M. Ag menyebutkan, peserta yudisium pada semester ganjil ini jumlah perempuan hampir dua kali laki-laki, yaitu perempuan berjumlah 177, sedangkan laki-laki hanya 86 orang.
“Ini disebabkan Fakultas Tarbiyah telah memberlakukan beberapa ketentuan baru, di antaranya syarat siding munaqasyah harus lulus toefl, 450 untuk bahasa inggris dan 275 bahasa arab,” katanya.
Dari keseluruhannya, yang memperoleh predikat Istimewa sebanyak 51 orang, baik sekali 187 orang dan predikat baik sebanyak 25 orang.
Pada acara itu juga dihadirkan dua pemateri untuk menyampaikan orasi ilmiyah, Prof. Dr. Jamaluddin Idris, MA dalam orasinya menyatakan sampai tahun 2011 jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 73.000-an.
Lima alasan sarjana menganggur, pertama karena tidak berkopenten, minimnya jumlah pertemanan atau organisasi, sifat selektif sarjana, banyak lahir sarjana baru dan minimnya lapangan kerja.
Orasi ke dua disampaikan Dr Ahmad Fauzi, M. Ag, dia mengatakan jabatan guru adalah jabatan profesi, dan sangat dibutuhkan oleh bangsa dan Negara, dalam membangun kompetensi harus bercermin pada sikap yang dimiliki masing-masing. [ap]