Oleh: Adi Gimbal
Obrolan dengan seorang teman mengalir cepat. deras renyah dan sedikit berasa pahit kopi dan bisa saja memikat hati. Seorang teman lama tepatnya, teman lama yang kalau terlalu lama disimpan menimbulkan bau kecoak di setiap sudutnya, seperti buku-buku di perpustakaan Jurusan yang lama tak terpegang dipojokan meminta tolong ingin dipindahkan karena seminggu yang lalu kena bocoran air hujan. Bicara tentang apa saja, dari kisah anak-anak mabuk semalam di parkiran, cerita Pepi si penipu dan Penjudi Gaple kampus, dan yang terakhir ini tidak kurang dan tidak dilebihkan yaitu bicara tentang lawan jenis, tentu saja tentang “Wanita”..
Matanya terus melirik pojokan kantin, pandangan bagaikan lampu Blor para Pemburu babi di kebun sawit atau bisa juga seperti lampu mercusuar memberi tanda kapal bahwa disini ada daratan dan karang-karang besar, Sepertinya juga mata Djoni sedang merekam bahasa tubuh sang target yang entah dalam hitungan urutan ke berapa dari daftar list’nya saat dia mengumpankan pandangan matanya, Tempat pojokan dimana ada seorang gadis yang sedang tertawa-tawa dengan beberapa teman jurusannya. Riuh rendah..biasa, gerombolan para “Wanita”. Gadis itupun kadang tersipu juga sambil membalas lirikan ke arah Djoni, menyibakan rambut dan sedikit mengecek cara dandannya dan singkat cerita gadis itu akhirnya terjerat, terjerat oleh jurus yang Djoni pernah ceritakan atau tepatnya ajarkan sedikit cara membaca tubuh wanita sasaran yang kita maksud.
Seorang buaya itulah kata yang tepat untuk menggambarkan dia, temanku dari awal semester yaitu Djoni. Macan kampus gunjingan semua orang. Obrolan mengering, tenggorokan sedikit tercekak setelah tertawa terbahak. ternyata selinting ganja yang didapatkan Jabriek kemarin dari Bandar kecil kampus sebelah dan dihisap bertiga di kamar mandi kampus atas dekat studio grafis mampu membuat mata ini serasa tebal membengkak dan membuat garis pipi serasa geli terangkat ringan tanpa beban. Mungkin efek ganja tadi membuat Djoni terus menerocos bercerita atau tepatnya curhat colongan peringan beban kenangan, terucap beberapa kalimat yang kurasa jujur dari mulut seorang buaya kelas kakap dengan asap rokok light putih kesenangannya. Tapi Aku sendiri sedikit terheran karena jarang sekali atau bahkan tidak pernah dia membahas tentang hal itu denganku. Pengakuannya terdengar seperti mengalir merdu ditelingaku, terdengar getir..seperti diantara nada penyesalan, kemenangan, adaptasi dan pasrah.
” Aku jadi begini karena disakiti *Nde..”
( *Nde = bahasa prokem lokal kampus dan komunitas kami, sama seperti Bro, Ndes, Dab, Man, dst. )
Dia mulai bicara sambil matanya terus menatap setiap gadis di kantin kampus siang ini, dan hari ini kurasa terlihat lumayan sepi, tidak seperti hari senin kemarin dimana semua jurusan ada kuliah pagi. Kutatap wajah temanku itu..kunyalakan rokok mild’ku, kuhisap pelan layaknya seperti seorang dektetif partikelir mencoba mengorek sedikit keterangan. Siapa tahu ada ilmu pemikat wanita yang bisa kuambil darinya..
” Apa sih yang kurang darimu? Pacar punya, selingkuhan ada, sekarang apa yang kamu mau sebenarnya? Apa yang membuatmu seperti kehausan kelamin di ladang yang kering? ” Kuberondongkan pertanyaan2 yang sebenarnya temenku satu lagi Jabriek juga ingin tahu jawabannya, bukan dari gunjingan orang lain yang tidak mengenal Djoni seperti halnya kami mengenal baik buaya satu ini.
Djoni kembali mengambil sekali lagi rokoknya, dibakarnya lagi, dia hanya menjawabnya dengan senyumnya yang terlihat kejam, culas, congkak dan anehnya terasa sedikit berharga. Dan entah di bagian yang mana membuat senyum itu terlihat berharga…
Ditunjukan dengan kedua mata, Seorang gadis memakai baju pink dengan jeans ketat model terkini berjalan turun menuju kantin, mata kami bertiga menatapnya dari wajahnya, dadanya dan terus menatap turun ke area pantatnya…sepertinya mata kami kompak untuk memberikan penilaian tanpa diberi komando.
” Aku pernah pacaran 3 tahun teman, sebelum aku jadi seperti ini. Seperti seorang maniak kelamin yang orang-orang gembar-gemborkan untuk melindungi gadis incarannya yang takut aku pikat, paling tidak untuk sekedar pelampiasanku. Itu khan kata mereka?? Mungkin kalian pernah mendengarnya atau bisa juga kalian menganggapku demikian adanya, betul nggak?”
“ Nggak mungkin Nde.! Kita nggak seperti itu, ya khan Briek? Hmm..terus??”. Kuanggukkan kepalaku memberi kode ke Jabriek yang masih sibuk melihat tajam seperti menelanjangi gadis berbaju Pink yang tadi lewat, dan sepertinya Jabriek hanya membalas anggukan kode’ku malas-malasan karena lebih focus sama bodi yahud gadis pink yang sekarang duduk di sudut arah jam 10 dari kami. Mungkin juga Jabriek sedang menemukan inspirasi untuknya menggambar drawing stencil dengan rating triple X di kampus..entah untuk koleksi dan bahan fantasinya atau mungkin juga disebarkan bebas ke pasaran..hehe. entahlah..terserah dialah.
Kembali diambil lagi sebatang rokok yang entah berapa batang yang Djoni sudah nyalakan saat dia duduk di depanku dari tadi, hampir setengah bungkus mungkin ada. Sambil mematikkan koreknya dia memilin-milin ujung rokoknya dulu hingga padat dan lancip, dilanjutkan lagi kata-katanya. Seketika itu juga raut mukanya terlihat berubah lebih sadis dari pertama kali aku melihatnya pernah memasang muka sadisnya, Yaitu Saat Djoni jadi provost senior yang bertugas membentak-bentak mahasiswa baru yang ketahuan minum alkohol karena terjebak senior-senior bengal penguasa parkiran..termasuk aku dan Jabriek tentunya.
” Sikapnya berubah.!! sialaan..!! memang setan betina dia..dasar Sundal.!!”. Diambilnya nafas dalam-dalam sambil memainkan batang rokok yang sedari tadi terhisap dan terpontang-panting, Aku sendiri terheran dengan perubahan sikapnya, aneh dan sedikit membuatku bertanya-tanya…
” Tahu kamu yang terjadi..??” Djoni bicara sambil menatap tajam muka ku yang dari tadi mendengarkan kata demi kata yang keluar dari mulutnya, tak henti-henti mulut itu terus mengalirkan cerita, Tak peduli Itu kata tanya yang seketika itu juga dijawab semua oleh dirinya sendiri. Djoni seketika itu seakan menjelma menjadi dosen Filsafat seni semester 3 yang tua, botak, menyebalkan dan suka memukul dengan buku-buku tebal pada mahasiswanya yang telat saat mata kuliah dimulai atau kedapatan memakai sandal jepit dan celana pendek ke kampus.
” Dia meninggalkan aku Nde, Dia selingkuh dengan anak D3 yang berlagak sok culun dan kebetulan anak orang kaya, dan pria masa kini, buaya amatir dengan rayuan maut tentang indahnya perselingkuhan. Sasya selingkuh dengan dia dan tidak mengakuinya jujur di depanku Nde..!”. Dia mengangkat gelas es jeruk yang sejak dari tadi dIgoyang-goyangkan..
Bayanganku sendiri melayang pada sosok Sasya Amalia, adik tingkatku yang juga menjadi bunga kampus. Cantik, berkerudung, pintar, kaya, manja, mudah bergaul, banyak jadi incaran kumbang kampus dan yang membuatku sedikit terkaget dengan cerita Djoni adalah Sasya yang berselingkuh. Sosok yang tidak mungkin orang bisa dengan mudahnya percaya bahwa Sasya ternyata adalah seorang play girl handal, seorang yang dinilai secara sosial suci dari hati dan tindakan.
Aku juga tidak mengira Djoni pernah berpacaran dengan Sasya, mungkin karena predikat Djoni yang suka mabuk-mabukan, bengal, begundal kampus dan tidak mencerminkan anak baik-baik, tapi itulah yang terjadi, Mereka berpacaran. Mereka berhubungan diluar pengetahuan anak-anak kampus. Selama ini ternyata Djoni dan Sasya selalu bepergian kemanapun mereka mau hanya untuk sekedar memadu kasih atau menghindari dari gunjingan teman-teman kampus yang tidak ingin melihat Sasya tertarik dengan pesona Djoni, Mereka memutuskan untuk menjauh dari komunitas dan pergi keluar kota hanya untuk sekedar berlari mencoba mencuri sedikit rasa cinta yang mereka punya. Menurut Djoni lebih baik melindungi perasaan teman-teman dekat di kampus yang naksir Sasya daripada keluar gunjingan buruk keluar dari mulut seorang teman dekat, karena tertusuk dari belakang oleh teman sendiri sungguhlah sangat menyakitkan. Dan kebanyakan cerita pertemanan bisa hancur karena masalah lawan jenis yang namanya wanita. Seorang yang sedang jatuh cinta sangat mungkin melakukan apapun untuk mendapatkan cinta’nya, baik itu bersaing secara sehat atau bersaing dengan cara sakit mirip sakitnya orang gila berlari telanjang di jalan raya.
“ Aku terluka…mau gimana? Dan sejak saat itu aku jadi anggap wanita itu mudah..!! Tinggal kamu yang harus tahu bagaimana memperlakukannya.. “
Otakku berpikir untuk sekedar bertanya, mungkin saja itu adalah rasa penasaran tinggi yang membuatku ingin tahu inti dari ceritanya. Tiga orang pria berbagi rahasia tentang cara menjerat manusia dari jenis wanita..
” Mudah? maksudnya.? ” Kulontarkan kata tanya yang mungkin sedikit bisa membantuku mengerti itu semua, sebuah cara atau mungkin sebuah kunci jawaban tentang rasa yang di sebut-sebut sebagai cinta.
” Turuti yang dia mau…hujani dengan apa yang kamu mampu, Berikan Semuanya sampai Dia bilang mau, buatkanlah cerita drama atau bermainlah sedikit cerita mendayu-ndayu untuk sesekali, wanita sangat memuja cerita kisah drama. “
Kudiam, berpikir, kusadari bahwa aku berbeda dalam posisi strata sosial dengan Djoni.
” Tapi aku Nggak kaya dan berlimpah harta Nde..” kujawab seadanya dan sewajarnya. Dia tersenyum agak menghina kata yang keluar dari mulutku, karena mungkin itu terdengar seperti pernyataan orang bodoh yang sudah merasa kecil hatinya sebelum berusaha.
” Bukan itu temanku…sedikit berkorban dan kamu akan dapat yang kamu inginkan, dan uang bukan satu–satunya cara untuk mendapatkan apa yang kamu inginkan dan harusnya kamu gunakan cara lain yang lebih cerdik untuk mendapatkan yang kamu inginkan. Kamu mau apa? dari anak sma sampai yang sudah kerja, Kalo Dia sampai terpancing baru laksanakan rencanamu, kirimi bunga, boneka, belikan Dia pulsa, Handphone, Apa saja asal Dia senang dan bahagia merasa kita sudah terjerat pesonanya untuk saat itu masa dimana kita akan ulur layangan kita itu sampai dia mencari-cari kita untuk menyerah dan bertekuk lutut didepanmu. Mereka akan luluh dengan sendirinya dengan permainan yang kita buat, hati mereka sangatlah rapuh dengan rayuan-rayuan pujian. Seperti halnya Sasya yang selalu dipuja-puji dengan beratus-ratus bunga, boneka dan kata-kata manis. Pada akhirnya luluh juga, walaupun dia tahu sudah ada ketulusanku. waktu itu kutinggalkan hanya 2 bulan saja untuk mata kuliah Kerja Profesi anjing itu..akhirnya kami pisah tanpa alasan yang bisa kuterima dari akal sehat terakhir yang aku punya.. ”
Djoni terus berbicara sambil dihisap dalam-dalam rokok putihnya yang tinggal setengah batang.
“ Setelah itu kita buatkan dia sebuah Drama. kamu bisa saja bohongi dia untuk meninggalkannya, katakan kamu sakit kanker otak stadium 4 dan harus meninggalkannya berobat di Singapura atau mengakulah kamu di jodohkan orang tuamu, tinggalkan begitu saja tanpa berita. Kamu akan merasakan Puas dan Lega saat mereka memohonmu untuk kembali sambil merengek penuh harapan…Hahaha..!!! “
Temanku yang 4 tahun yang lalu kukenal tidak pernah macam-macam, tapi sekarang? Aku Jadi seperti baru saja mengenalnya, ternyata wanita bisa merubah hidup seorang pria 180 derajat. bedanya dengan Djoni, Dia berubah berbahaya karena cintanya yang paling tulus tersakiti dan sia-sia begitu saja karena perselingkuhan dan nafsu sementara Sasya. Kasihan juga.
” Wanita sekarang gila harta dan pujian teman.. “
Katanya seketika itu juga memaksa masuk gendang telinga kanan membuyarkan lamunanku sendiri..
” Mereka butuh banyak pulsa karena mereka ditakdirkan lebih cerewet dari pria, dandanan terkini, Belanja, tamasya kemanapun mereka inginkan, makan atau sekedar nongkrong di Restoran atau mall terkenal, mereka akan sangat senang jadi pusat perhatian. Meskipun itu hanya untuk dilihat temannya sendiri, mereka ingin dimanja, dilihat dan merasa jadi no.1 di dunia. Gunakan itu, itulah kelemahan mereka yang umum.. ”
Djoni masih tetap nerocos tanpa henti sambil flirting dengan cewek depan tadi dan kelihatannya dia sukses menarik perhatian gadis itu.
“ Kita beri imajinasi dan bayangan apa yang mereka idamkan, kita beri sedikit yang mereka inginkan. sedikitlah berkorban. Coba buktikan, Incar yang kamu mau, kira-kira taksir dengan harga yang pantas..Lalu..terserah kamu mau diapakan..hehe..”
Pikiranku melayang mencoba pahami, kubakar lagi rokokKu yang tinggal sebatang..anjrit..!! Boros. Konsumsi nikotin dan THC’ku meningkat tajam minggu ini. Mungkin mikirin tugas akhir yang belum aku jamah denah lay out’nya atau karena nggak ada lagi penyemangat seperti wanita misalnya? Hmm….
” Teman…jarang kamu akan temukan apa yang jadi impianmu, mungkin kesempatan yang kamu dapatkan hanya sekali seumur hidup, Setelah itu tak akan kamu temukan rasa yang sama. Selain Gadis desa Lugu yang tak bisa diajak berpikir apa-apa dan malu-malu..Kamu mau pasangan yang seperti itu? Mereka setia, Tapi apa mereka bisa berpikir maju? Apa jenis itu bisa diajak ngobrol dan bercanda dengan teman-teman tongkronganmu?? “
Kudiam, Sedikit memahami berkas perkara yang dia ajukan. kuangkat bicara…
“ Tahu nggak Nde…kamu itu sakit.!! Otakmu Sudah nggak jalan seperti semestinya, Berhentilah. Hentikan hobimu itu, karena kita sama-sama tahu apa yang dianggap benar.. ”
Kata-kataku sendiri itu pula membuatku tersadar bahwa aku sendiri juga belum sekalipun temukan cara yang hebat, tapi sedikit berlagak bijaksana pada seorang teman tidak ada salahnya. Kupikir aku dari dulu orang berbahaya, Aku mampu lakukan apapun yang Djoni bisa tapi aku sepertinya masih punya harga diri yang pantas untuk tidak melakukan hal yang sama seperti yang Djoni lakukan. Walau harga diri itu Aku sendiri yang menilainya, Ku vonis dia dengan tudingan tepat dimukanya, Sedikit senyum dan coba memahami, atau mungkin malahan aku dan dia punya sifat yang hampir sama??
” Yaaa…Aku mungkin sakit, Aku ingin berhenti tapi…Hahaha.. ” Kami sama-sama tertawa keras sehingga seisi kantin siang ini pada melirik gerombolan kami…
Entahlah…Aku tidak tahu, aku bingung. itu sebuah tawa bahagia atau tawa yang sama rasa? Kami mungkin punya rasa sama menjadi pria, pernah tersakiti dan dikhianati wanita dan punya nafsu yang tak pernah terpuaskan untuk berpetualang. Aku begitu lepas untuk tertawa dan tidak ada beban khawatir akan didengarkan kanan-kiri yang rata-rata duduk bergerombol adalah Wanita, Kalaupun mereka berani angkat bicara dengan menyela obrolan kami silahkan. Bela saja kaum mereka sendiri, tapi jangan salahkan kami membahas tentang ini..karena kami memang pria.
” Hehe…Kamu masih menikmatinya bukan? ” Kusodorkan pertanyaan inti dari itu semua…
” Iya… ” Dijawabnya pelan..
” Aku merasa puas saat menikmati pengejaran itu..Tapi dengan harga yang pantas tentunya. Itulah cara yang kita bisa untuk menghormati wanita..dengan membayar pantas sesuai dengan apa yang dia punya..”
Kulihat temanku Djoni sekali lagi…siapa sih yang sebenarnya kuajak bicara? apa Dia punya tanduk di jidatnya? apa Dia berbuntut lancip seperti busur panah? Apa Dia berwarna merah tua? Apa Sekarang Dia tinggal di dasar neraka?
Siang bertambah panas, tapi angin musim ini memberi sedikit hawa sejuk melewati jendela kantin yang dari dulu tetap terbuka. Jabriek masih tetep mendengarkan dan terus saja menggambarkan sketsa gadis berbaju pink yang dari tadi menjadi inspirasi paling cabul dari otaknya untuk digambar dengan pose seronoknya.
Aku mulai bercerita, kusamarkan sebagai pertanyaan jadi Djoni tidak bisa membodohkan aku saat tahu kalo itu berdasarkan kisah nyata dariku…
” Tapi ada cerita yang sedikit beda teman, Gimana kalo kamu didatangi mereka? Mengaku dengan nama Wanita dan ingin serahkan hati dengan cuma-cuma? Apa yang kamu akan lakukan.? dan kamu sangat bisa dapatkan itu semua dengan mudahnya tanpa memaksa, atau iming-iming harta seperti caramu hanya untuk meniduri mereka. Yang mereka inginkan hanya kamu seorang jadi milik Dia satu-Satunya… Tinggal kamu sadari sebenarnya kamu itu siapa? Setan atau hanya manusia berharga? ” tumben juga aku bisa berkata begitu sok dewasa..begitu..tua..
” Enak dong.?? Kamu harusnya merasa beruntung bisa dapatkan apapun dari dia hanya dengan sms saja..Hehe. Mereka bisa datang kapan saja, Tak mengenal waktu ataupun cuaca. Itu hati namanya..itulah yang lebih bahaya jika kamu inginkan hanyalah untuk senang-senang dan itulah yang membuat jadi bahaya. Tapi jangan pakai hati Saat kamu ambil cara yang aku punya, kalau caraku hanyalah sekedar pelampiasanku untuk nafsu semata. ” Pernyataan Djoni itu juga tidak sedikitpun aku bantah, mungkin karena aku belum pernah rasakan apa yang pernah dia lalui dengan namanya petualang cinta. Kuanggukan saja kepalaku, aku tak peduli anggapan Djoni. kuberi tanda apa pernyataannya itu aku sendiri bingung…Apa aku setuju, apa tidak setuju..Aku sendiri tidak tahu dan tidak bisa memutuskan untuk sepersekian menit pembicaraan kami..
” Tapi kembali ke tadi…Apa kamu jujur pada hatimu? Tinggal kita ingin jadi setan atau hanya manusia agak berharga di Dunia yang penuh sampah, dan itu semua pilihan. Djon…jangan perlakukan Wanita seperti itu, Mereka bukan barang yang bisa dibeli..tahu nggak Rasanya? Sakit Nde..lama Sembuhnya..Iya kalo kuat..Kalo nggak kuat? Bisa loncat tuch akal sehat… ”
Djoni beranjak dari samping tempat dudukku, dia berjalan kearah mbok Inah pembuat minuman di Kantin ini. Sepertinya dia memesan kopi, entah di sengaja atau tidak dia melewati gadis yang dari tadi diajak flirting sama dia, Djoni lewat dengan senyum khas’nya..dan ternyata gadis itu menyambutnya..ah..kena.! pikirku. Dia kembali kesampingku dengan membawa kopi hitam dan sebungkus rokok baru, dikeluarkannya sebotol kecil Wieskey kecil dari tas buluk miliknya. Dtuangkan sedikit ke kopi yang tadi dia bawa. Itulah kebiasaan Djoni yang aku kenal, Bengal, cuek dan berbahaya..diaduknya kopi dengan campuran Wieskey tadi pelan-pelan.
“ Aku pernah dibeli dengan cara seperti kamu tadi…Kurasa Aku juga masih bingung apa yang sebenarnya terjadi saat itu..haha. ” Dia tertawa sambil tetap mengaduk kopinya pelan, bau semerbak alkohol sedikit tercium dari cangkir kopinya..
” Benar..itu nggak enak..sampai kapanpun yang namanya patah hati selalu nggak ada enaknya, jujur buat apa yang kamu rasakan itu. Tapi entahlah, buatku itu sangatlah memuaskan dapat membalas makhluk yang sama dengan Sasya, sejenisnya, kaumnya.” Aku tertegun juga mendengar Djoni berkata seperti itu, Dia hanya melakukan semua ini demi dendam. Dendam yang kurasakan sangatlah terasa seperti horror thriller di hati’nya, tapi seolah-olah dia tidak pernah mengenal yang namanya patah hati ataupun jatuh cinta..
“ Kamu tahu kenapa Kita (manusia) turun ke Bumi? bukannya kita dulu penghuni surga? karena Adam menuruti nafsu Hawa untuk mengambil buah yang jadi larangan Tuhan..Jadi Salahkan saja semua pada kaum hawa itu! Salahkan Dia karena tergoda nafsu Setan. Sering kali Wanita jadi sumber petaka dimanapun dia berada, dari perusak pertemanan, menggulingkan tahta, mengambil Harta dan juga jiwa. Kamu memang enak diberi apa yang kamu sebenarnya Nggak begitu inginkan, dimanjakan dengan tagihan makan yang sudah dibayar lunas dimuka olehnya, Pulsa yang datang tiba-tiba entah dari mana, aliran hadiah dengan harga yang kamu sendiri tidak tahu harganya…Tapi… ”
Djoni menatapku tajam sambil mengacungkan telunjuknya…
“ Dan suatu saat ketika Kamu nggak dibutuhkan lagi Kamu akan ditinggalkan tanpa bisa berkata apa-apa..Ya khan..? lemas nggak bisa nafas, sesak dan nggak tahu harus berbuat apa, Kamu mau protes sama siapa? Dia yang keluarkan biaya..!! ”
“ Dia sudah korbankan banyak juga untuk sekedar sejenak bersamamu…Seperti hal’nya Aku khan? itu kesalahanmu sendiri, nggak Sadar lambat laun itu akan terjadi, rasa nggak sadar itu begitu nyata. Ya Itulah musuhmu yang paling berbahaya, Musuh yang sebenarnya tanpa kamu sadari ada disampingmu, Memakai topeng dan maskara seolah-olah memberimu sayang dan cinta terdalamnya. ”
“ Dan saat kita terjebak jatuh dipelukanya, saat itulah kita secara naluri inginkan hubungan yang lebih untuk memiliki seumur hidupnya dan Dia akan secepatnya lari terbirit-birit seperti maling karena yang mereka inginkan hanya bersenang-senang dan tidak serius tentang menjalin sebuah hubungan asmara yang menggelora seperti yang kamu idam-idamkan, dan Ingatlah nasehatku ini selalu di otakmu. Camkan itu baik-baik…Jangan pernah bicarakan sebuah rencana menikah atau membayangkan berimajinasi tentang masa depan dengan wanita yang kamu cintai, mereka akan lari dan Kamu akan dijauhi mungkin kira-kira 13 meter dari tempat kamu berdiri..kecuali..”
“ Kecuali apa Nde? ” Aku langsung saja menanyakan tanpa melihat Djoni mencoba mencicipi kopi yang dari tadi belum disentuhnya.
“ Kecuali kamu buat bunting dimuka..itu kepaksadan jalan satu-satunya jika orang tuanya tidak setuju hahaha.. ” Djoni tertawa terbahak dan dari mulutnya tercium bau alkohol yang tidak begitu kuat tapi bagiku itu bau yang biasa tercium oleh hidungku..ku ikut mencicipinya..hangat dan terasa alirannya di kerongkonganku.
“ Bersenang-Senanglah teman..Puaskan apa yang kamu inginkan dan simpan itu untukmu sendiri…”
Anjrit..!! temanku satu ini yang dulu bertanya gimana cara memikat wanita kini mencerca kesalahanKu yang lalu. Masih dengan posisi bicara berhadapan di kantin bawah, Dia bicara lagi seperti seorang ahli yang ingin tularkan ilmu pasti…
” Begitu juga senjataku saat ini Nde…membayar mereka dimuka…mereka nggak pernah protes.!! Mereka nggak bisa menuntutku untuk apapun yang kulakukan..mereka akan sadari itu hanya sebuah tipuan kamera..haha…!! “
Ada benarnya juga apa yang temanku ucapkan, bisa berbuat semua yang kita inginkan tanpa ada protes dari obyek yang kita mainkan, Karena pengeluaran dana yang lumayan besar untuk pacaran bisa bikin bengkak kepala, dan karena kebohongan Diucapkan di muka dan uang kurasa bukanlah masalah bagi Dia, temenku itu. Djoni.
” Menarik sih untuk dilakukan…Memuaskan luka lama…dan kita buat luka baru yang hampir sama di hati orang lain…tapi apa itu juga adil buat mereka? Dan apa itu semua bisa buat kita merasa punya harga diri? paling tidak di mata kita sendiri? “
Ku utarakan kata-kata itu hanya ingin mengingatkan Djoni sebagai teman lama, ditatapnya mataku tajam….
” Apaa.? Jaman sudah berubah kawan..Sadarilah..Kamu masih muda dengan otak masih saja ketinggalan kereta..dari dukun sampai guna-guna kelas A+..semua ada..sedangkan Kamu? ingin dapat bagian apa? Banyak anak-anak orang kaya sekarang memanfaatkan jaman ini Nde..jaman dimana wanita sangat tergila-gila dengan harta benda dan materi lainnya, atau kamu pengen seperti pendekar berpedang? Seorang jawara? Sok kuat di depan tapi lemah menangis meraung-raung bersimpuh di belakang arena karena ditinggal wanitamu yang memilih pria lebih mapan? tunjukan kamu punya nyali untuk membalasnya kawanku..lama kelamaan lukamu itu akan terhapuskan….dan akhirnya tataaaa…sembuh.”
Sinis aku menanggapi pernyataan itu, Mungkin Aku punya cara lain. Cara lain yang aku kira lebih baik, untuk sebentar menyepi menyadari rasa sakit itu, merasakannya dalam-dalam, mengobatinya walaupun itu kulakukan sendiri tanpa seseorang disampingku, dan berdiri lagi meneruskan hidup walau tanpa mimpi. Aku tak ingin melibatkan siapapun untuk rasa sakit yang hanya bisa kurasakan sendiri. aku hanya punya rangkaian kata yang aku sendiri sadar itu tak bisa membuat siapapun terluka karenanya.
” Kamu tahu..Kamu bisa produksi banyak wanita-wanita berbahaya yang lainnya..yang lainnya..dan lainnya..lagi dan lagi..semua akan terulang..dan entah sampai kapan akan berhenti pengulanganya..tapi aku hanya ingin kamu Tahu Djon..hentikan kebiasaanmu, itu jika kamu masih dengarkan aku sebagai temanmu..hentikan kebiasaanmu yang beri rasa palsu untuk semua targetmu..sungguh..akan fatal akibatnya..Ingatlah “Karma” bisa terjadi pada siapa saja.”
Senyumnya tetap mengembang tak bergeming dengan apa yang kucoba katakan, dan sebenarnya Djoni mengerti apa yang kukatakan ada benarnya…
” Itu semua terserah kamu Nde, seperti yang kamu katakan tadi..pengen jadi Pria dengan kehormatan yang sebenarnya diingini, jadi kolot dan awet hidup sepi sendiri tanpa sentuhan lembutnya kulit ari kaum hawa atau mungkin kamu mau jadi Setan seperti aku dengan cara apa saja..begitu mudahnya seperti menjentikan jarimu..”
Aku diam tak menjawab atau sedikitpun berkomentar, TemanKu satu itu juga pernah rasakan suasana seperti dibawah neraka, mungkin dia punya alasan untuk itu dan aku sendiri tak mau mengorek luka lamanya. Aku tidak bisa salahkan Dia untuk perbuatan balas dendamnya, dan kurasa Djoni sudah dewasa untuk mengerti itu semua..
Hari ternyata sudah menjelang sore, tak terasa. Kami pun berjalan tanpa kata berarti. Sedikit tertawakan diri sendiri..sedikit belajar arti sebuah rasa hati. Banyak yang harus aku pelajari atau hanya buat aku bisa sadar akan keadaan.aaakhh…dan akhirnya obrolan yang mengalir tadi aku rasa butuh waktu untuk berpikir lima kali mencoba mengerti…[ks]