* Unsyiah Terima 5.000, Unimal 1.500 Mahasiswa
Logo Unimal |
BANDA ACEH | Samudra News - Mulai tahun 2013, seleksi masuk perguruan tinggi negeri (PTN) melalui jalur undangan digratiskan. Biayanya ditanggung penuh oleh negara. Porsi penerimaan mahasiswa baru melalui jalur undangan pun diperbesar. Jika sebelumnya maksimum 20%, tahun depan ditambah menjadi 50% dari total penerimaan mahasiswa baru di setiap PTN. Termasuk di Unsyiah dan Unimal.
Sehubungan dengan itu, Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) tahun depan akan menerima melalui jalur undangan 50% dari sekitar 5.000 mahasiswa baru strata 1, yakni 2.500 orang. Sedangkan Universitas Malikussaleh (Unimal) Aceh Utara mengundang sekitar 1.500 dari 3.000 total mahasiswa baru yang akan diterimanya.
Informasi tersebut diperoleh Serambi secara terpisah Selasa (11/12) kemarin, dari Rektor Unimal Apridar SE MSi dan Penjabat (Pj) Pembantu Rektor Bidang Akademik Unsyiah, Prof Dr Darusman MSc.
Saat dihubungi, Apridar mengaku baru tiba di Banda Aceh kemarin sore setelah sehari sebelumnya mengikuti “Launching SNMPTN 2013” oleh Mendikbud Muhammad Nuh di Gedung Kemendikbud RI di Jakarta. Acara itu dihadiri seluruh rektor PTN se-Indonesia. Sedangkan Prof Darusman hadir dalam pertemuan lanjutan para Pembantu Rektor I PTN se-Indonesia yang digelar di Hotel Sahid Jaya Jakarta.
Menurut Apridar, kedua acara tersebut sangatlah penting, karena menyelaraskan kebijakan di bidang penerimaan mahasiswa baru tahun 2013 dengan UU Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (PT) yang disahkan tanggal 10 Agustus 2012. Salah satunya adalah mempertegas, sebagaimana diatur di dalam Pasal 73 ayat (5) UUPT, bahwa penerimaan mahasiswa baru dilarang dikaitkan dengan tujuan komersial.
“Sebetulnya, gagasan ini sudah kita bahas selama setahun. Lalu hasil kesepakatan rektor PTN se-Indonesia itu kita ajukan ke Dikti untuk diperjuangkan di DPR RI menjelang pengesahan UUPT. Pertimbangan para rektor PTN menggratiskan biaya seleksi calon mahasiswa baru adalah ingin memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk mengecap pendidikan,” kata Apridar.
Untuk tahun 2013, biaya yang digratiskan itu berkisar antara Rp 150.000-Rp 200.000 per orang. Tahun sebelumnya, setiap lulusan SLTA yang ingin ikut seleksi Undangan Seleksi Masuk Universitas (USMU) harus menyetor uang ke bank sebanyak itu untuk mendapatkan Personal Identification Number (PIN). PIN ini merupakan syarat administrasi untuk dapat ikut seleksi.
“Tapi mulai tahun depan, pembayaran sebesar itu sama sekali ditiadakan, khusus untuk jalur undangan,” kata Prof Darusman. Istilah USMU pun, menurut Darusman, diganti. “Istilah USMU dihilangkan, tetap kita pakai istilah SNMPTN,” ujar Darusman.
Di jalur undangan ini, siswa diwajibkan memilih salah satu program studi di universitas tempat dia berada, sedangkan satu lagi di universitas di luar daerahnya. Atau boleh juga dua-duanya di dalam wilayah tempat tinggalnya. Misal, seorang lulusan SMA 3 Banda Aceh wajib memilih Unsyiah atau Unimal, dan satu lagi dia pilih USU. Atau pilihan pertamanya Unsyiah, pilihan keduanya Unimal.
Pola baru ini, ulas Apridar, lebih menguntungkan pihak SLTA. Sebab, seluruh SLTA bisa mengirimkan lulusannya ke PTN untuk diseleksi melalui jalur undangan. Ini sebuah langkah maju. Dulu peluang itu dibatasi. Hanya SLTA yang terakreditasi A dan B yang boleh mengirim nama-nama siswanya untuk ikut seleksi USMU. Itu pun dengan rasio, SLTA terakreditasi A-lah yang diterima lebih banyak dibanding yang akreditasinya B. “Malah dulu ada SLTA yang tidak terakreditasi, sehingga hanya boleh mengirim 15% siswanya untuk jalur undangan. Tapi sekarang, tak ada lagi pembatasan seperti itu,” kata Apridar.
Ia tambahkan, undangan masuk PTN yang porsinya 50% dari total penerimaan mahasiswa baru di setiap PNS itu, hanya dikhususkan untuk siswa SLTA yang tamat tahun 2013.
Tapi bagi lulusan SLTA yang tamat tahun 2011 dan 2012 yang ingin masuk PTN pada tahun 2013, harus ikut ujian bersama (Seleksi Masuk Bersama Perguruan Tinggi Negeri/SMBPTN). Kuotanya diplot 30% dari total penerimaan mahasiswa baru di sebuah PTN.
Jalur SMBPTN ini, kata Apridar, selain terbuka untuk lulusan SLTA tahun 2011 dan 2012, juga diplot untuk lulusan SLTA tahun 2013 yang tidak diterima masuk melalui jalur undangan (SNMPTN). “Pola seleksinya melalui ujian tulis. Nah, jalur ini dikenakan biaya untuk pembelian formulir,” kata Apridar.
Ditanya faktor apa yang menentukan seorang siswa SLTA diterima di jalur undangan atau tidak, menurut Apridar, adalah rekam jejak akademiknya, terutama nilai rapornya. Ada juga variabel lain yang ikut menentukan, misalnya, akreditasi sekolah serta nilai Ujian Nasional (UN) siswa. “Kalau dia tidak lulus UN, maka sudah pasti tidak akan diterima di PTN,” kata Apridar.
Di luar jalur SNMPTN dan SMBPTN, seleksi calon mahasiswa baru tahun 2013, juga bisa melalui jalur mandiri. Jalur ini adalah jalur masuk PTN yang dikelola secara otonom oleh masing-masing PTN. Seleksinya dikenai biaya. Tapi porsi penerimaan di jalur ini paling sedikit, yakni 20% dari total penerimaan mahasiswa baru di setiap PTN.
Lalai Isi Data, Siswa Ditolak PTN
Sistem penerimaan calon mahasiswa baru tahun 2013 menganut sejumlah pola baru. Di antaranya, adanya keharusan bagi kepala SLTA untuk mengisi formulir Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) secara online.
“Pengisian PDSS ini wajib sifatnya. Jika tidak diisi dengan benar dan akurat, maka pihak Perguruan Tinggi Negeri (PTN) berhak menolak nama-nama siswa yang diajukan pihak sekolah untuk diseleksi melalui jalur undangan (SNMPTN),” kata Penjabat (Pj) Pembantu Rektor Bidang Akademik Unsyiah, Prof Dr Darusman MSc kepada Serambi kemarin.
Adapun data yang harus dimasukkan oleh sekolah ke PDSS adalah profil sekolah, nama, nomor induk siswa, dan seluruh nilai rapor siswa. Bagi siswa kelas III, nilai rapor yang harus diinput ke dalam PDSS adalah nilai sejak ia semester I sampai V. Bagi siswa kelas II, nilai rapor yang diinput meliputi semester I-III. Sedangkan untuk siswa kelas I, cukup nilai semeter I-nya saja yang diinput.
Namun perlu diingat, kata Darusman, masa menginput dan melaporkan data siswa tahun 2012/2013 ke PDSS sudah dipatok waktunya oleh Dirjen Dikti bersama para rektor PTN se-Indonesia, yakni antara 17 Desember 2012 hingga 8 Februari 2013. “Harap diperhatikan benar-benar jadwal tersebut, tidak boleh terlewati,” imbuh Darusman.
Siswa dan orang tua murid dia ingatkan agar aktif memantau dan memastikan apakah pihak kepala sekolah sudah memasukkan nilai rapor siswa yang bersangkutan dengan benar ke PDSS.
Di sisi lain, kata Darusman, ada sekolah-sekolah terpencil yang sulit mengakses internet, sehingga tak bisa menginput data siswa ke PDSS. Untuk itu, PTN setempat akan mengatasinya dengan cara-cara tertentu. Misalnya, dengan memprintkan formulir PDSS dan mengantarnya ke sekolah tersebut. Setelah diisi lengkap, baru dipindai (di-scan) untuk dimasukkan ke PDSS versi online.
Pihak Unsyiah maupun Unimal, seperti dikatakan Darusman, segera melakukan sosialisasi kepada kepala-kepala SLTA di Aceh agar mereka paham arti penting dari PDSS ini dan apa konsekuensinya bila tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya. [si]