Jakarta | Samudra News - Pemilihan Presiden 2014 semakin dekat. Sepanjang tahun 2013 akan menjadi tahun para calon pemimpin dan partai politik bersiap menuju pesta demokrasi. Pengamat politik dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) Burhanuddin Muhtadi mengatakan, pada tahun 2013 partai politik (parpol) akan semakin gencar mengusung kandidatnya.
"Semua mesin partai akan semakin dipanaskan untuk sambut pemilu," ujar Burhanuddin seusai mengisi seminar di Gren Alia Hotel Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (28/12/2012).
Pengamat politik yang juga dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta ini mengatakan, para parpol pada 2013 akan ramai-ramai membentuk citra. "Jadi politik akan semakin ramai bukan oleh substansi, tapi oleh brand image atau pencitraan dan di tengah memanasnya suhu politik seperti ini, di situlah peran media dan civil society mengingatkan partai," terangnya.
Menurut Burhanuddin, perilaku parpol akan menunjukkan persaingan untuk mendapat posisi strategis pada 2014. Di samping itu, Burhanuddin berharap para parpol tidak fokus dengan membangun popularitas semata. "Logika yang dibangun logika popularitas dan elektabilitas. Asketisme politik akan semakin hilang. Saya khawatir politik saling menyandera, juga akan semakin menguat karena bagian dari usaha mendegradasi lawan politiknya," ujarnya.
Ia mengatakan, saat ini seharusnya ada beberapa calon alternatif yang memiliki rekam jejak yang baik. Namun sayangnya, kualitas tanpa popularitas menjadi suatu kelemahan. "Itu kelemahan mendasarnya, mereka enggak punya kendaraan yang memadai. Tidak punya sumber kekuatan finansial yang baik, popularitasnya parah, bagaimana orang mau memilih kalau dikenal saja tidak? Itu kelemahan paling mendasar, padahal kualitas pribadi mereka baik sekali," ujarnya.
"Harapannya ada inisiasi masyarakat madani mengusung calon alternatif yang baik rekam jejaknya agar dikenal publik," tambahnya.
Di tempat yang sama, pengamat politik Yudi Latif mengatakan, pada 2013 para parpol juga mementingkan kondisi finansial dalam kampanye pada 2014. Ia mengingatkan, selain popularitas yang kuat, calon pemimpin harus segera memiliki visi dan misi yang konkret untuk perubahan pemerintahan Indonesia.
"2013 tentu akan makin sengit, gegap gempita karena menjelang pemilu. Setiap partai akan mengamankan kepentingan finansial," ujarnya.
Burhanudin menambahkan, harus ada aturan main dalam pendanaan parpol nantinya agar tidak menjadi sumber korupsi politik. [tgj]