JAKARTA | Samudra News - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang notabene adalah wartawan utama, Dahlan Iskan, memberikan nasehat kepada redaktur media massa yang ikut campur tangan dalam proses pemberitaan untuk kepentingan publik.
"Seorang redaktur harus memiliki gudang ide, mampu menulis cepat, serta kemampuan manajerial yang benar. Harus punya tiga kemampuan itu, kalau tidak bagaimana media tersebut bisa bersaing dengan media lainnya," ujarnya di sela-sela Media Gathering BUMN, di Bogor, Minggu.
Menurut pendiri Jawa Pos National Network (JPNN) itu, ide dari redaktur harus dapat disampaikan dan dikelola secara baik oleh wartawan untuk dijadikan berita yang berbeda dengan media lain.
Bahkan, ia menegaskan, dari ide itu wartawan dapat menghasilkan berita yang eksklusif, dan pada akhirnya bisa menjadi menciptakan kecenderungan (trend setter) bagi media massa lainnya.
Selain memiliki gudang ide, ia mengemukakan, redaktur juga dituntut untuk dapat menulis cepat, yang bertujuan apabila wartawan berhasil mendapatkan informasi awal dari suatu peristiwa dan eksklusif, maka ia dapat segera menghubungi redaktur agar berita yang dihasilkan oleh dapat segera dipublikasikan.
"Ini juga jaga-jaga, kalau tulisan wartawannya jelek, namun pandai sekali bercerita, apalagi beritanya eksklusif, maka redaktur biasanya senang dan memanggil wartawannya untuk diceritakan ulang," ujarnya.
Ketua Umum Serikat Perusahaan perS (SPS) itu menceritakan, ketika dirinya menjadi seorang redaktur pernah memiliki wartawan yang tidak dapat menulis secara benar, sehingga dimintanya menceritakan informasi apa yang diperoleh.
"Wartawan yang bagus itu dapat berita yang eksklusif, dapat menembus nara sumber," ujar mantan wartawan majalah mingguan berita Tempo itu.
Dahlan mengemukakan, informasi yang diutarakan oleh wartawan dapat berjalan dengan lancar apabila bersama redaktur memiliki hubungan yang baik.
Oleh sebab itu, ia menegaskan, redaktur diharapkan mempunyai manajerial yang hangat dengan wartawannya.
"Tetapi, tidak ada redaktur yang punya tiga kemampuan itu, sekaligus sulit ditemukan. Intinya, yang diperlukan ialah redaktur yang punya pabrik ide, nulis cepat, dan bisa punya hubungan yang baik," katanya.
Selain itu, ia mengemukakan, wartawan juga harus mengetahui apakah redakturnya memiliki salah satu dari tiga kemampuan tersebut. Wartawan dan redaktur juga diperkenankan untuk saling memuji guna meningkatkan hubungan keduanya.
"Puji redaktur kalau tulisannya bagus. Bilang saja berita yang diedit banyak yang baca, dikomentari oleh orang, serta disukai orang," demikian Dahlan Iskan. [an]