Zaini Abdullah | Gubernur Aceh |
BANDA ACEH | Samudra News – Gubernur Aceh Zaini Abdullah resah benar dengan pengelolaan keuangan daerah. Keresahan itu disampaikannya ketika bertemu para guru besar dan akademisi dari Universitas Kuala, Kamis, 13 Desember 2012.
Dalam pertemuan itu, Gubernur Aceh Zaini Abdullah didampingi Asisten Keistimewaan, Pembangunan dan Ekonomi Setda Aceh Said Mustafa, Kepala Bappeda Aceh ProfesorAbu Bakar, Asisten Bidang Perekonomian Aceh Profesor Jasman Ma’ruf,, serta Kepala Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Aceh, Paradis.
Sedangkan dari Unsyiah diwakili oleh Profesor Said Muhammad, Profesor Raja Masbar, dan beberapa akademisi lainnya dari Fakultas Hukum, Fakultas Teknik, serta Fakultas Pertanian.
“Selama enam bulan saya menjabat, saya melihat begitu banyak kepincangan terutama dalam mengelola keuangan ke tempat-tempat yang tidak patut. Hal ini menjadi beban kita semua untuk mengubahnya dan menjadikan dana tersebut efisien dan tepat sasaran,” kata Zaini dalam pertemuan di Meuligoe Gubernur.
“Seharusnya orang korupsi yang dicambuk. Sekarang terjadi ketidakadilan, korupsi telah menjadi budaya,” tambah Zaini.
Menurut Gubernur Zaini, hal itu sangat memprihatinkan. “Dengan uang yang banyak tapi rakyat masih miskin. Ini persoalan serius, semuanya harus bekerja keras,” kata Zaini.
Hukum cambuk yang berlaku di Aceh selama ini memang belum diterapkan kepada para penjarah uang rakyat. Pengalaman sebelumnya, cambuk hanya diterapkan untuk masyarakat biasa. Di Lhokseumawe, seorang anggota dewan yang dinyatakan melanggar Qanun Syariat Islam malah mangkir dari panggilan jaksa. [ap]